Semarang,(CYBER24.CO.ID) – Dalam langkah strategis untuk merealisasikan visi Presiden Prabowo Subianto, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, menginisiasi sinergi nasional dalam pengelolaan lahan. Fokus utama adalah memastikan program prioritas pemerintah, termasuk ketahanan pangan, hilirisasi industri, dan pembangunan 3 juta rumah, berjalan harmonis tanpa mengorbankan sektor pertanian.
“Kita harus bersinergi, mengatur tata ruang agar semua program berjalan beriringan, tanpa ada yang saling menghambat,” tegas Menteri Nusron Wahid usai pertemuan intensif dengan para kepala daerah se-Jawa Tengah di Semarang, Kamis (17/4).
Menteri Nusron Wahid menekankan pentingnya perlindungan lahan pertanian di tengah pesatnya pembangunan industri dan perumahan. “Ketahanan pangan adalah harga mati. Kita tidak boleh membiarkan lahan sawah produktif tergerus pembangunan pabrik atau perumahan,” jelasnya.
Salah satu langkah krusial adalah penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), yang akan mengamankan lahan sawah dari konversi fungsi. “Lahan LP2B adalah aset nasional yang harus kita jaga selamanya. Untuk itu, rekomendasi dari kepala daerah sangat penting,” ungkap Menteri Nusron Wahid.
Menteri Nusron Wahid menyoroti data konversi lahan sawah di Jawa Tengah pada tahun 2024, yang mencapai 1.285 hektar. “Ini adalah peringatan bagi kita. Kita harus menghentikan tren ini demi masa depan ketahanan pangan Indonesia,” serunya.
Dengan komitmen kuat dan sinergi lintas sektor, Menteri Nusron Wahid optimis Indonesia dapat mencapai swasembada pangan dan mewujudkan visi pembangunan berkelanjutan yang diamanatkan Presiden Prabowo Subianto.
(Red)
