Nusa Tenggara Timur (CYBER24.CO.ID) – provinsi yang dikenal dengan keindahan alamnya, kembali mencuri perhatian publik dengan aksi-aksi humanis yang dilakukan oleh para petinggi kepolisian.
Kapolda NTT, Irjen Pol Daniel Tahi Monang, dan Kapolres Timor Tengah Utara (TTU), AKBP Eliana Papote, menunjukkan bahwa aparat penegak hukum tidak hanya bertugas menjaga keamanan, tetapi juga memiliki hati yang tulus untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.
Harapan Baru di Wairbukang: Cahaya bagi Guru Honorer di Sekolah Terpencil
Di sebuah sekolah jarak jauh, SDK 064 Watubala, yang terletak di kampung terpencil Wairbukang, Kabupaten Sikka, seorang guru honorer bernama Vinsensia Ervina Talluma terus mengabdi dengan penuh dedikasi. Meskipun hanya menerima gaji Rp 300 ribu per bulan, Ibu Ervina tetap semangat mengajar anak-anak yang haus akan ilmu di tengah keterbatasan fasilitas sekolah.
Kunjungan Kapolda NTT, Irjen Pol Daniel Tahi Monang, bersama jajaran kepolisian membawa harapan baru bagi Ibu Ervina dan para muridnya. Bantuan berupa buku, alat tulis, tas, dan sembako diserahkan langsung oleh Kapolda sebagai bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan di daerah terpencil.
“Kami ingin memastikan bahwa guru-guru seperti Ibu Ervina tidak merasa sendiri. Pendidikan adalah tanggung jawab kita bersama,” ujar Irjen Pol Daniel Tahi Monang.
Kapolres Sikka, AKBP Mohammad Mukhson, juga menyampaikan rasa hormatnya kepada para pengajar di daerah terpencil. “Perjuangan mereka luar biasa. Kami ingin memberi dukungan agar mereka tetap semangat dalam menjalankan tugasnya,” katanya,Rabu (12/03/2025)
Air Mata Mama Petronela: Keadilan yang Dinanti di Desa Popnam
Di sudut lain NTT, tepatnya di Desa Popnam, Kecamatan Noemuti, Kabupaten TTU, seorang ibu lansia bernama Mama Petronela Tilis menanti keadilan atas laporan pengrusakan pagar kebun miliknya yang tak kunjung mendapat respons.
Harapan Mama Petronela seakan pupus, hingga suatu hari Kapolres TTU, AKBP Eliana Papote, datang mengunjungi rumahnya. Air mata haru Mama Petronela pecah saat dipeluk erat oleh Kapolres Eliana.
“Kami tidak akan tinggal diam. Kami pastikan laporan ibu segera diusut,” kata AKBP Eliana dengan suara penuh empati.
Selain itu, kepolisian juga memberikan bantuan sembako dan empat gulung kawat duri untuk memperbaiki pagar kebun yang rusak. Bagi Mama Petronela, bantuan ini bukan sekadar materi, tetapi juga simbol kehadiran hukum yang berpihak pada rakyat kecil.
Kepolisian yang Humanis: Lebih dari Sekadar Penegak Hukum
Aksi-aksi yang dilakukan Kapolda NTT dan Kapolres TTU ini menunjukkan bahwa kepolisian tidak hanya menjalankan tugas penegakan hukum, tetapi juga memiliki peran penting dalam memberikan perlindungan dan pengayoman kepada masyarakat. Dari senyum ceria anak-anak di Sikka hingga tangis haru Mama Petronela di TTU, semua momen ini membuktikan bahwa kepolisian yang humanis mampu menciptakan dampak positif yang luar biasa.
Apresiasi dari Berbagai Kalangan
Tindakan humanis para petinggi kepolisian di NTT ini mendapat apresiasi luas dari berbagai kalangan. Halen S Taka, S.Pd, M.Hum, seorang guru di Kupang, menyatakan bahwa aksi ini merupakan wujud nyata dari sikap mengayomi dan melayani masyarakat.
“Polisi itu tegas, namun memiliki hati yang tulus. Perbuatan indah dari kedua petinggi polisi tersebut adalah wujud nyata dari tugas dan sikap mengayomi dan melayani,” ujarnya.
Aksi-aksi ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi seluruh anggota kepolisian di Indonesia untuk selalu hadir di tengah masyarakat dengan hati yang tulus dan penuh kepedulian. (Yohanes Kupang)