BeritaNTTPendidikan

Refleksi HARDIKNAS 2025: Peluang dan Tantangan Globalisasi dalam Memajukan Pendidikan

×

Refleksi HARDIKNAS 2025: Peluang dan Tantangan Globalisasi dalam Memajukan Pendidikan

Sebarkan artikel ini

Kupang,(CYBER24.CO.ID) – Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) pada 2 Mei 2025, Media CYBER24 menghadirkan wawancara mendalam bersama dua tokoh penting Nusa Tenggara Timur (NTT): Drs. Joni Justus Arnolus Ninu, M.Pd., mantan akademisi Universitas Nusa Cendana (Undana) dan pemerhati sosial politik, serta Thomas Dogo Tuga, seorang tokoh masyarakat, Jumat 2/5).

Diskusi ini berfokus pada peluang dan tantangan yang dihadirkan oleh era globalisasi terhadap pembangunan pendidikan.

Drs. Joni Justus Arnolus Ninu mengawali pemaparannya dengan menggambarkan transformasi pendidikan dari masa lalu yang terbatas akses geografis dan individual, menuju era digital abad ke-21 yang membuka pintu pendidikan seluas-luasnya berkat kemajuan teknologi.

Beliau menekankan bahwa pendidikan adalah fondasi utama perubahan di tengah pesatnya perkembangan zaman.

“Di era globalisasi ini, dengan segala keragamannya, kecerdasan, kemampuan, dan keterampilan manusia menjadi krusial untuk beradaptasi,” ujarnya.

Namun, Joni juga mengingatkan bahwa globalisasi tidak hanya membawa dampak positif. Tawaran instan dan gaya hidup glamor menjadi tantangan tersendiri yang memerlukan pendidikan berkualitas sebagai benteng pertahanan.

Lebih lanjut, Joni menguraikan secara komprehensif berbagai peluang dan tantangan yang dihadapi dunia pendidikan akibat gelombang globalisasi:

Peluang:

Akses Informasi Tanpa Batas: Globalisasi memfasilitasi penyebaran informasi secara cepat dan luas melalui teknologi digital, memberdayakan pendidik dan peserta didik dengan sumber belajar yang tak terhingga.

Kolaborasi Internasional: Terbukanya peluang kerjasama pendidikan lintas negara memungkinkan pertukaran pengetahuan dan pengalaman yang memperkaya kualitas pendidikan.

Kurikulum yang Relevan: Globalisasi mendorong pengembangan kurikulum yang adaptif terhadap kebutuhan global, meningkatkan daya saing lulusan di kancah internasional. Hal ini menuntut pemerhati pendidikan untuk memiliki kompetensi global yang mumpuni.

Pendidikan Jarak Jauh yang Efektif: Teknologi digital merevolusi pendidikan jarak jauh, memberikan kesempatan belajar bagi individu yang sebelumnya terkendala akses geografis atau metode tradisional.

Tantangan:

Ketimpangan Akses: Globalisasi berpotensi memperlebar jurang ketidaksetaraan akses pendidikan antara negara maju dan berkembang, serta antara kelompok ekonomi yang berbeda.

Persaingan Negatif dan Ego Intelektual: Arus informasi global dapat memicu persaingan tidak sehat dan munculnya egoisme intelektual di kalangan pemerhati pendidikan.

Erosi Nilai Lokal dan Budaya: Derasnya arus informasi global dapat mengancam sistem dan nilai-nilai budaya lokal, terutama jika ketahanan budaya masyarakat lemah. Kearifan lokal dan identitas budaya setempat berisiko tergerus.

Ketergantungan Teknologi: Ketergantungan berlebihan pada teknologi dapat menghambat kemampuan berpikir kritis dan kemandirian peserta didik.

Strategi Menghadapi Tantangan:

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Joni mengusulkan beberapa strategi kunci:

Pengembangan Kurikulum yang Adaptif: Kurikulum pendidikan harus relevan dengan kebutuhan global sekaligus melestarikan nilai-nilai lokal.

Peningkatan Kualitas Pendidikan: Investasi dalam pelatihan guru, studi lanjut, penyediaan fasilitas, dan pengembangan infrastruktur pendidikan menjadi prioritas.

Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran: Pemanfaatan teknologi secara bijak dapat meningkatkan efektivitas dan jangkauan pendidikan.

Penguatan Karakter Siswa: Pendidikan karakter yang kuat dan mandiri membekali siswa untuk menghadapi kompleksitas global.

Joni menekankan pentingnya peran serta orang tua, keluarga, lingkungan, dan seluruh pelaku pendidikan dalam mewujudkan pendidikan berkualitas. Beliau juga mengingatkan agar pendidikan tidak dipolitisasi, melainkan harus bebas dari tekanan dan intervensi demi menjaga mutu dan integritasnya. “Pendidikan yang bermutu akan melahirkan sumber daya manusia yang handal dan berintegritas,” tegasnya.

Sementara itu, Thomas Dogo Tuga, tokoh masyarakat sekaligus Ketua RT 06 RW 03 Kelurahan Kelapa Lima Kupang, menyampaikan pandangannya bahwa pendidikan berkualitas adalah kunci pengentasan kemiskinan. Pengalamannya merantau dari Ngada, Flores, dengan pendidikan seadanya hingga berhasil mengantarkan tujuh anaknya menjadi sarjana menjadi bukti nyata kekuatan pendidikan dalam mengubah nasib.

“Harus sekolah dengan serius, belajar ilmu pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang baik, disiplin, jujur, setia, dan rendah hati, pasti akan sukses dalam pekerjaan,” pungkas Thomas, memberikan pesan inspiratif bagi generasi muda.

[Yohanes]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250
error: Content is protected !!