BeritaNTTPendidikan

Unjuk Gigi Potensi Lokal, SMA Efata Soe Meriahkan Pameran Hardiknas NTT

×

Unjuk Gigi Potensi Lokal, SMA Efata Soe Meriahkan Pameran Hardiknas NTT

Sebarkan artikel ini

Kupang,(CYBER24.CO.ID) – SMA Swasta Efata Soe, sekolah yang berlokasi di jantung Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (1/5) turut serta memeriahkan Pameran Hardiknas NTT dengan menampilkan kekayaan kearifan lokal daerahnya. Partisipasi sekolah yang berjarak 110 km dari Kota Kupang ini menjadi wujud komitmen dalam mendidik dan membangun siswa sesuai dengan nilai-nilai budaya setempat.

Kepala SMA Swasta Efata Soe, Abiatar Olifianus Kune, menyampaikan kepada Media CYBER24 di sela-sela pameran bahwa kearifan lokal merupakan aset berharga yang patut dilestarikan.

Stand pameran SMAK Efata menampilkan beragam produk unggulan hasil karya siswa yang memanfaatkan potensi lingkungan sekitar, seperti pakan ternak lokal dan aneka tenun ikat bermotif khas TTS.

Apa yang dipamerkan oleh SMA Efata Soe sejalan dengan visi Dinas Pendidikan NTT. Kepala Dinas Pendidikan NTT, Ambrosius Kodo, saat pembukaan pameran menyampaikan bahwa pihaknya tengah merancang kurikulum muatan lokal yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Langkah ini diharapkan dapat menanamkan kembali kecintaan dan pemahaman terhadap keterampilan, kearifan lokal, serta adat budaya daerah kepada generasi muda.

“Semoga ke depan, berbagai keterampilan dan kearifan lokal serta adat budaya dapat diajarkan kembali kepada siswa, sehingga mereka semakin mencintai dan melestarikan kekayaan daerahnya,” ujar Abia, sapaan akrab Kepala Sekolah.

Pameran yang berlangsung dari tanggal 1 hingga 4 Mei 2025 di depan kantor Dinas Pendidikan NTT ini menjadi ajang bagi SMA dan SMK se-NTT untuk memamerkan inovasi dan kreativitas berbasis muatan lokal.

Kepala sekolah SMA Efata Soe menyampaikan apresiasi kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Gubernur NTT atas terselenggaranya kegiatan ini. Menurutnya, pameran ini merupakan momentum penting bagi sekolah untuk menunjukkan daya kreasi dari muatan lokal yang dikembangkan.

Beliau berharap kegiatan serupa dapat terus berlanjut dan ditata lebih baik sebagai tolok ukur dan implementasi dari program muatan lokal di sekolah.

Ibu Tapoan, guru pendamping yang turut menata stand pameran, menjelaskan bahwa produk lokal yang ditampilkan berbahan baku utama ubi-ubian, sagu, jagung, dan kacang-kacangan. Selain itu, turut dipamerkan hasil anyaman dan kain tenun bermotif khas TTS. Menariknya, label pada setiap produk ditulis dalam dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Dawan, bahasa lokal masyarakat Timor Dawan.

(Yohanes)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250